Hamim Pou, Inovasi Hijau dari Bone Bolango June 8, 2021

“Saya mengusung visi Green Innovation atau Inovasi hijau dalam pembangunan kabupaten Bone Bolango menuju kabupaten konservasi. Harapannya selain lingkungan terjaga, bisa mendorong kesejahteraan,” ujar Hamim.

Pagi itu Hamim Pou, antusias untuk mengunjungi pusat penangkaran burung Maleo di Hungayono Desa Tulabolo, Kecamatan Suwawa Timur, Bone Bolango.  Jam masih menunjukan pukul 06.00  pagi, dia telah bersiap dengan bekal makanan seperlunya.  Bupati Bone Bolango, Gorontalo ini tak ingin ketinggalan melihat momen menetasnya puluhan butir telur burung maleo (macrocephalon maleo ) dan melepaskannya ke alam bebas.

“Ini momen langka, saya sudah harus di lokasi sebelum siang. Saya ingin menyaksikan bagaimana telur maleo menetas dan kemudian terbang bebas,” ujar Hamim, Rabu 14 April 2021.

Hamim merupakan bupati  yang memiliki kepedulian terhadap gerakan perlindungan burung maleo (Macrocephalon maleo) di Taman Nasional Bogani Nani Wartabone (TNBNW). Dia menetapkan kawasan Kecamatan Suwawa sebagai lokasi perlindungan burung  Maleo. Ia orang yang ikut  menginisiasi penetapan hari maleo sedunia (World Maleo Day) oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan pada 21 November 2020.

Selain menginisiasi gerakan perlindungan burung Maleo, Hamim juga menetapkan desa di sekitar Taman Nasional Nani Wartabone sebagai kawasan desa konservasi dan perlindungan hutan berbasis masyarakat lokal. Ia menjadikan desa-desa itu sebagai benteng terakhir penjaga hutan melalui peraturan daerah.  Ia tercatat sebagai salah satu kepala daerah yang berani mengeluarkan peraturan daerah tentang perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan serta tata cara pengelolaan hasil hutan kayu dan bukan kayu.

Desa-desa di zona penyangga  hutan lindung itu dijadikan sebagai desa konservasi dan penyangga cadangan kebutuhan air bersih. Ia menginisiasi gerakan pelestarian hutan, melalui konsep Imbal Jasa Lingkungan atau populer dengan istilah Payment for Environmental Services (PES), yaitu mekanisme pemberian kompensasi untuk jasa lingkungan.

Langkah menetapkan desa di sekitar taman nasional menjadi  desa konservasi adalah upaya menjaga keseimbangan ekologi dan konservasi flora dan fauna satwa endemik di Provinsi Gorontalo. “Saya mengusung visi Green Innovation atau Inovasi hijau dalam pembangunan kabupaten Bone Bolango menuju kabupaten konservasi. Harapannya selain lingkungan terjaga, bisa mendorong kesejahteraan,”ujar Hamim.

Terobosan  Hamim lainnya,  mendorong gerakan pertanian organik berbasis masyarakat desa demi menjadikan Bone Bolango central pertanian organik di Indonesia.  Ia kembangkan pertanian ramah lingkungan  dengan  mengajak petani Bone meminimalisir penggunaan zat-zat kimia dan pestisida kimia sintesis.

Di sektor pariwisata, Hamim mengembangkan ekowisata hiu paus di Botubarani melalui pemberdayakan masyarakat sekitar. Upaya konservasi dan edukasi soal hiu paus digencarkan melalui kampanye “Gerakan Cinta Hiu Paus”.  Masyarakat diajak  berpartisipasi mengelola ekowisata hiu paus dengan tidak membuang sampah plastik di laut dan  eco wisata,

Irwan Bempa, Dosen Pertanian Universitas Negeri Gorontalo menilai konsep hijau yang dicanangkan Bupati Bone Bolango merupakan kebijakan yang baik dalam menjaga keseimbangan ekologi.  Kebijakan itu bisa mendorong pengurangan emisi karbon dan pemanasan global.

“Apalagi Bone Bolango ini 70% wilayahnya adalah kawasan hutan konservasi yang menyimpan banyak keanekaragaman hayati, “ katanya.

Penetapan desa konservasi di wilayah kawasan taman nasional menjadi langkah maju bupati Hamim. Dimana keseimbangann lingkungan bisa terjaga. “Saya sangat mengapresiasi kebijakan itu,” kata Irwan. (*)

DITERBITKAN OLEH PEJUANG IKLIM